Sebelum terpilih menjadi seorang taruna pelayaran, perdebatan terjadi di antara kedua orang Yung Doro. Sang Ayah menyarankan untuk tetap belajar di Pasantren Buya Hamka, agar kelak bisa menjadi seorang ulama besar, menyandang gelar Datuk Parpatih Nan Sabatang, sementara Ibunya memberi masukan untuk memilih sekolah pelayaran, agar suatu saat bisa menjadi seorang angkatan laut. Harap terbangkitkan batang yang sudah lama terendam, harap nasib keluarga bisa berubah, Yung Doro memantapkan diri memilih sekolah pelayaran. Tetapi bukan untuk tujuan menjadi seorang angkatan laut, melainkan menjadi seorang pelaut, yang bisa berlayar keluar negeri, mengumpulkan pundi-pundi uang untuk keluarga. Namun Semua asa yang diinginkan tak semulus yang dia bayangkan. Perjuangan yang rumit, perjalanan bak menempuh kerikil tajam. Banyak hadangan yang harus dia lalui sebelum sampai pada tujuan. Sebagian teman-temannya, ada yang mundur sebelum waktunya. Hadangan itu tak lain dan tak bukan adalah “t