Pikirlah baik-baik,’ kata Ayahnya. ‘Tak ada saudara kandung tempatmu menumpang hidup di Jakarta. Orang kampung yang merantau di sana tahunya kita sudah jatuh ke dalam lubang. Sudah sehina itu. Apa yang jadi perkara di kampung ini pastinya sudah sampai ke telinga mereka. Apalagi yang buruk-buruk. Hanya akan jadi bahan olok-olokan saja jika mencari tumpangan hidup ke sana ke mari. Pekerjaan yang mau dituju juga belum tampak. Bukannya lebih bijak jika kamu kembali berlayar ke Jepang saja?’ saran Ayahnya. ‘Mungkin akan begitu. Semua orang akan bertanya perkara apa yang terjadi di keluarga kita? Tapi, sepertinya itu hanya dua atau tiga hari saja. Sampai waktunya, mereka juga bisa memahami akan hidup yang tak lepas dari ujian, termsuk ujian untuk kita. Lagi pula, tidak semua orang kampung yang acuh terhadap kita. Tak semuanya memperolok apalagi sampai menganggap hina. Dalam diam, akan ada yang berpihak kepada kita. Seperti Pak Cik Tonang, misalnya. Sudah sering ia memintaku untuk datang