Memiliki rumah selalu dianggap sebagai pintu gerbang menuju kebahagiaan, untuk bisa dianggap sebagai golongan masyarakat menengah ke atas. Kenapa demikian? Seperti yang pernah saya ulas di artikel sebelumnya, bahwa tolak ukur kekayaan sesorang tidak lepas dari kepemilikan property, dan ujung penyelamat sesorang untuk memiliki uang lebih juga sebuah aset property. Banyak keluarga telah menemukan kebahagian itu dengan berbagai macam cara, KPR Bank, kes atau bertahap ke developer, bahkan mengharap harta warisan. Tapi apa jadinya bagi anda yang hidup di perantauan di mana harta warisan yang tersedia hanya berupa sawah dan ladang di perkampungan? Properti tidak sekedar rumah ataupun bangunan seperti hotel, ruko, rumah kos, melainkan termasuk aset kekayaan berupa tanah, dan aset pribadi yang lengkap dengan legalitasnya. Tapi tahukah anda, kenapa banyak masayarakat kita tidak memeliki aset kekayaan berupa properti, padahal mereka memiliki uang cukup dan didukung karir mentereng di l