Pilih-pilih guru mengajar, jadi perangai terburuk kami sewaktu kelas 2. Jika guru lulusan pelayaran mengajar di kelas, maka kami akan mengikuti pelajaran itu dengan serius. Tapi jika guru luar seperti Bahasa Inggris dan matematika yang mengajar, ruang kelas riuh seperti bapak-bapak ngumpul ngomongin politik. Bangku bagian depan diisi oleh siswa-siswa kuper, dengan ledekan “generasi penerus bangsa” oleh Basir. Bangku bagian tengah diisi oleh siswa angin-anginan alias labil, kadang serius, kadang ikut-ikutan membuat kebisingan. Bagian belakang diisi oleh siswa yang persis seperti bapak-bapak yang sok tau politik tadi. Poto: Wan Adinarta Pojok kiri belakang, terjadi perdebatan panas antara Betril dengan Wanarta. Betril punya Bapak seorang polisi, sedangkan Wanarta punya Bapak seorang tentara. Digadang-gadang sebagai calon terkuat jadi seksi kerohanian, Betril menyibukan diri mengurusi junior di musholla. Dia membiasakan diri mengkritisi junior di setiap kegiatan rohani. Tapi