Skip to main content

Posts

Biografi, Biodata, Profil Doni Romiza

Doni Romiza, Pria kelahiran Padang – Sumatera Barat, 10 November 1983. Pernah belajar Ilmu Komunikasi di Universitas Ekasakti Padang. Senang membaca berbagai genre novel dan berbagi cerita di blog pribadi www.adosinfo.blogspot.com . Doni Romiza Memiliki pengalaman training untuk Pelatihan bahasa dan budaya Jepang di Kota Naha Jepang pada tahu 2003–2006, disusul Pelatihan Perikanan di Kota yang sama. Sekarang aktif di properti Facebook: @Doni Romiza Email: donichaniago26@gmail.com

Zawinar & Ali Umar

Zawinar & Ali Umar 1. Erni & Z. Dt. Tumbasa     2. Doni Romiza & Qorina     2. Jeki Chandra & Evi         3. Denis         3. Fitri     2. Dewi Fauziah & Bagus Permana Putra         3. Raka Dwi Pradana         3. Alwira Warneri 1.   Zulkifli & Cerai 1. Alwis Chaniago & Nir 1. Yeni & Naswin     2.  Melia Wispita Winda & Rudy Albert Kiroyan          3. Akila Winata Kiroyan          3. Mahesa Kiroyan     2. Wella Purnama Sari & Rian Syafrianto          3. Abian     2. Ade Sri Wahyuni     2. Selvia Yuwinda     2. Almarhum     2. Kristal 1. Nurdeli & Abu Zahar     2. Tomi Chandra 1. Darlis & Tando Rini     2. Agil Dahayu     2. Aima Zahara     2. Yulia 1. Putri Emi Lia & Muri Piliang     2. Andika Pratama     2. Rivo     2. Caca

Pesan Untuk Kaum Adam Dan Kaum Hawa

Ketika Hayati pergi meninggalkan Zainuddin, apakah Zainuddin pergi mencari ganti? 'Tidak!' Dia lebih memilih untuk meningkatkan kualitas diri, pergi meraup rejeki. Karena dia tahu, dunia ini luas untuk dia lihat, pada akhirnya Hayati gundah sendiri. Wanita memang begitu: Selalu inginkan kepastian. Dan untuk Kaum Hawa. Jangan pernah bertanya gaji lelakimu berapa? Jangan pernah bertanya tabungan lelakimu sudah berapa? Tanyakanlah lelakimu mau berjuang untukmu atau tidak? Jika dirimu inginkan kepastian, pastikan dulu dirimu ada dalam perjuangannya. Jangan bertanya masa depan seperti apa? Karena masa depan tak akan ada yang pernah tahu. Jangan bertanya sukses itu bagaimana? Karena sukses di dunia ini hanya ketika engkau mati dalam keadaan khusnul khotimah, dan tak ada yang lainnya. Wassalam QL Lusiana

Ibu

Ibu... nyanyian Dodoi si Dodoi ketika aku dalam buaian, masih terngiang di telingaku hingga sekarang. Usapan jarimu di punggungku masih terasa hangat di saat mata susah kulelapkan Dulu... bahagia yang aku tahu hanyalah suapan nasi dari tanganmu sambil berlari-lari ke sana ke mari. Namamu kupanggil ketika dunia jahat kepadaku. Dan Badanku terasa gamang bangun tidur, karena Ibu tidak ada di dekatku. Ibu... Aku ingat semuanya. Ingat kopiah haji yang Ibu pasangkan ketika aku naik ke pundak Ayah pergi mengaji. Ingat senyum harumu saat aku menang lomba mengaji di musholla, dan Ibu memberi aku hadiah seekor sapi betina. Ingat senang yang bukan kepalang uang jajan 100 rupiah Ibu tambahkan jadi 150 rupiah. Ibu berkata, "Nanti kalau sudah besar, Ibu harap kamu jadi angkatan laut. GAGAH anak Ibu!." Aku mengiyakan, padahal aku tidak tahu apa itu angkatan laut? Ibu... dari sana aku berjanji: Hanya padamu kuabdikan diriku ini, agar ceria hari-harimu slalu. Padamu jua kusera

Di mana Ranahku?

Sebelum terpilih menjadi seorang taruna pelayaran, perdebatan terjadi di antara kedua orang Yung Doro. Sang Ayah menyarankan untuk tetap belajar di Pasantren Buya Hamka, agar kelak bisa menjadi seorang ulama besar, menyandang gelar Datuk Parpatih Nan Sabatang, sementara Ibunya memberi masukan untuk memilih sekolah pelayaran, agar suatu saat bisa menjadi seorang angkatan laut. Harap terbangkitkan batang yang sudah lama terendam, harap nasib keluarga bisa berubah, Yung Doro memantapkan diri memilih sekolah pelayaran. Tetapi bukan untuk tujuan menjadi seorang angkatan laut, melainkan menjadi seorang pelaut, yang bisa berlayar keluar negeri, mengumpulkan pundi-pundi uang untuk keluarga. Namun Semua asa yang diinginkan tak semulus yang dia bayangkan. Perjuangan yang rumit, perjalanan bak menempuh kerikil tajam. Banyak hadangan yang harus dia lalui sebelum sampai pada tujuan. Sebagian teman-temannya, ada yang mundur sebelum waktunya. Hadangan itu tak lain dan tak bukan adalah “t