Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2015

Pesan Untuk Kaum Adam Dan Kaum Hawa

Ketika Hayati pergi meninggalkan Zainuddin, apakah Zainuddin pergi mencari ganti? 'Tidak!' Dia lebih memilih untuk meningkatkan kualitas diri, pergi meraup rejeki. Karena dia tahu, dunia ini luas untuk dia lihat, pada akhirnya Hayati gundah sendiri. Wanita memang begitu: Selalu inginkan kepastian. Dan untuk Kaum Hawa. Jangan pernah bertanya gaji lelakimu berapa? Jangan pernah bertanya tabungan lelakimu sudah berapa? Tanyakanlah lelakimu mau berjuang untukmu atau tidak? Jika dirimu inginkan kepastian, pastikan dulu dirimu ada dalam perjuangannya. Jangan bertanya masa depan seperti apa? Karena masa depan tak akan ada yang pernah tahu. Jangan bertanya sukses itu bagaimana? Karena sukses di dunia ini hanya ketika engkau mati dalam keadaan khusnul khotimah, dan tak ada yang lainnya. Wassalam QL Lusiana

Ibu

Ibu... nyanyian Dodoi si Dodoi ketika aku dalam buaian, masih terngiang di telingaku hingga sekarang. Usapan jarimu di punggungku masih terasa hangat di saat mata susah kulelapkan Dulu... bahagia yang aku tahu hanyalah suapan nasi dari tanganmu sambil berlari-lari ke sana ke mari. Namamu kupanggil ketika dunia jahat kepadaku. Dan Badanku terasa gamang bangun tidur, karena Ibu tidak ada di dekatku. Ibu... Aku ingat semuanya. Ingat kopiah haji yang Ibu pasangkan ketika aku naik ke pundak Ayah pergi mengaji. Ingat senyum harumu saat aku menang lomba mengaji di musholla, dan Ibu memberi aku hadiah seekor sapi betina. Ingat senang yang bukan kepalang uang jajan 100 rupiah Ibu tambahkan jadi 150 rupiah. Ibu berkata, "Nanti kalau sudah besar, Ibu harap kamu jadi angkatan laut. GAGAH anak Ibu!." Aku mengiyakan, padahal aku tidak tahu apa itu angkatan laut? Ibu... dari sana aku berjanji: Hanya padamu kuabdikan diriku ini, agar ceria hari-harimu slalu. Padamu jua kusera

Di mana Ranahku?

Sebelum terpilih menjadi seorang taruna pelayaran, perdebatan terjadi di antara kedua orang Yung Doro. Sang Ayah menyarankan untuk tetap belajar di Pasantren Buya Hamka, agar kelak bisa menjadi seorang ulama besar, menyandang gelar Datuk Parpatih Nan Sabatang, sementara Ibunya memberi masukan untuk memilih sekolah pelayaran, agar suatu saat bisa menjadi seorang angkatan laut. Harap terbangkitkan batang yang sudah lama terendam, harap nasib keluarga bisa berubah, Yung Doro memantapkan diri memilih sekolah pelayaran. Tetapi bukan untuk tujuan menjadi seorang angkatan laut, melainkan menjadi seorang pelaut, yang bisa berlayar keluar negeri, mengumpulkan pundi-pundi uang untuk keluarga. Namun Semua asa yang diinginkan tak semulus yang dia bayangkan. Perjuangan yang rumit, perjalanan bak menempuh kerikil tajam. Banyak hadangan yang harus dia lalui sebelum sampai pada tujuan. Sebagian teman-temannya, ada yang mundur sebelum waktunya. Hadangan itu tak lain dan tak bukan adalah “t

Pria Kampung ini Tidak Mengerti Apa Itu Pesta Ulang Tahun

Apa Itu Pesta Ulang Tahun? Sering aku bertanya sendiri, 'Apa sesungguhnya arti ucapan selamat ulang tahun?' Karena tepat pukul 12 malam kemarin, kucoba merenungkan diri, bertafakur mencari jawaban, lantaran seumur-umur aku tidak pernah merasakan bagaimana meriahnya sebuah pesta ulang tahun? Dan Bagaimana rasanya meniup lilin yang dikelilingi orang-orang tercinta? Aku hanyalah seorang pria kampung yang dibesarkan di sebuah desa terpencil. Desa yang penuh dengan hijau hamparan sawah. Desa yang tidak masuk dalam daftar peta dunia (Kubu Anau, Agam-Sumatera Barat). Kecerian masa kecil anak-anak kota, adalah bermain-main bersama keluarga ke tempat hiburan. Sementara keceriaan masa kecilku hanya mandi bersama-sama teman di tepi sungai Batang Agam, sambil menunggu senja tiba untuk kembali membawa sapi-sapi gembalaanku pulang ke kandangnya. Dari masa itu sampai sekarang, aku tidak pernah mengerti apa istimewanya pesta ulang tahun? Garis tangan telah membawaku merantau ke