Skip to main content

Posts

Cinta?

Cinta, ia tidak terlihat. Tapi warna-warni bentunya terasa indah di dalam hati. Ia tidak akan pernah bisa terlihat, hanya bisa dirasakan. Bila ia datang menghampiri, tak seorang pun sanggup mengukur seberapa besar anugerah cintamu akan lahir. Ia mampu memupuk lunglaimu jadi gelora, mampu membuatmu berangan-angan lebih tinggi. Cinta, kamu akan gelisah karenanya. Seberapa besar gelisah hatimu untuk dia? Hanya kamu lah yang bisa menceritakannya. Cinta, bila ia tumbuh, pupuklah ia agar semakin tumbuh di dalam hati yang basah. Jangan biarkan mengering, layu dan hilang lantaran harapannya terikut hilang. Cinta, bila ia sebuah anugerah, jangan lah kamu nodai dengan berulah dan buruk tingkah, karena kebencian dan hina akan datang untuk merobah. Saat matamu menatap ingin, tanyakan dulu pada perasaanmu yang tidak bisa berbohong. Hingga bibirmu berkata benar, "Bahwa untaian katamu sesuai dengan kata hatimu". Curahkan semua itu ke hadapannya, wahai kaum Adam! Tak akan ia

Merasa Hidup Tidak Adil?

Pernahkah merasa hidup ini tidak adil? Apa yang kita inginkan sangat sulit untuk didapatkan. Apa yang kita miliki hilang begitu saja. Apa yang telah kita raih terasa sulit untuk dipertahankan, dan hidup pun masih jauh dari kata sukses. Hari berganti, musim pun bertukar. Begitu lamanya kita larut dalam pemikiran. Hingga terselip beragam tanya di hati, "Mengapa hidup saya begini?" Coba kita berjalan-jalan ke stasiun kereta. Di sana puluhan bahkan ratusan orang-orang berjalan kaki. Mereka sibuk dengan aktifitas yang akan mereka jalani. Sepertinya mereka jalani hidup ini biasa-biasa saja, seolah-olah tidak punya beban hidup. Benar atau tidak hanya merekalah yang tahu, dan kita berpikiran ingin seperti mereka. Tapi apa mungkin mereka tidak punya beban hidup? "Ah, itu tidak mungkin." Tapi cobalah perhatikan kereta yang ada di stasiun itu. Tujukan mata ke arah kerata yang baru tiba, begitu banyak harapan bertumpu kepadanya. Mungkin kita akan berpikir ap

Galau?

GALAU? Buat sahabatku kaum Adam. Ketika Hayati pergi meninggalkan Zainuddin, apakah Zainuddin pergi mencari ganti? 'Tidak!' Dia lebih memilih untuk meningkatkan kualitas diri, pergi meraup rejeki. Karena dia tahu, dunia ini luas untuk dia lihat, pada akhirnya Hayati gundah sendiri. Wanita memang begitu: Selalu inginkan kepastian. Juga sahabatku Kaum Hawa. Jangan pernah bertanya gaji lelakimu berapa? Jangan pernah bertanya tabungan lelakimu sudah berapa? Tanyakanlah lelakimu mau berjuang untukmu atau tidak? Jika dirimu inginkan kepastian, pastikan dulu dirimu ada dalam perjuangannya. Jangan bertanya masa depan seperti apa? Karena masa depan tak seorang pun pernah tahu. Jangan bertanya sukses itu bagaimana? Karena sukses di dunia ini hanya ketika engkau mati dalam keadaan khusnul khotimah, dan tak ada yang lainnya.

Pulang?

Bising dan lorong sempit. Itulah tempatku berlari semasa kecil. Kupandangi raut wajah orang tua yang kian lama kian menua. Lama sudah mereka tidak pulang, lantaran terhalang dinding kota. Dari kejauhan, terlihat puncak monas menjulang tinggi, yang telah tertutupi awan hitam. Petir datang bergemuruh, pikiranku serasa mengawang entah ke mana. Kota dan keluarga harus aku tinggalkan. Aku pergi merajut asa, demi menyusul takdir ke tempat lain. Kuminta sepucuk harapan ke Tanah Melayu. Kupegang janji suci sekuat mungkin. Kokoh, bak megahnya Istana Kerajaan Siak. Indah, seindah panorama Alam Mayang. Agar Tanah Melayu bisa membawaku lebih dekat ke Ranah Minang, yang banyak hal satu iring dan satu haluan dengan Tanah Melayu, yang sedari kecil hanya aku dengar dari cerita orang tua. Terlahir di kota besar, tak akan aku melupakan tradisi yang jadi legenda. Bukan legenda anak perempuan yang tidak mendapatkan tempat di kampung halamannya. Bukan legenda anak perempuan yang diusir kaum ata

Pria Kampung Ini Tak Mengerti Apa Itu Pesta Ulang Tahun| Adosinfo

Sering aku bertanya sendiri, 'Apa sesungguhnya arti ucapan selamat ulang tahun?' Tepat pukul 12 malam kemarin, kucoba merenungkan diri, bertafakur mencari jawaban, lantaran seumur-umur aku tidak pernah merasakan bagaimana meriahnya sebuah pesta ulang tahun? Dan Bagaimana rasanya meniup lilin yang dikelilingi orang-orang tercinta? Aku hanyalah seorang pria kampung, dibesarkan di sebuah desa terpencil. Desa yang penuh dengan hijau hamparan sawah. Desa yang tidak masuk dalam daftar peta dunia (Kubu Anau, Agam-Sumatera Barat). Kecerian masa kecil anak-anak kota, adalah bermain-main bersama keluarga ke tempat hiburan. Sementara keceriaan masa kecilku hanya mandi bersama-sama teman di tepi sungai Batang Agam, sambil menunggu senja tiba untuk kembali membawa sapi-sapi gembalaanku pulang ke kandangnya. Dari masa itu sampai sekarang, aku tidak pernah mengerti apa istimewanya pesta ulang tahun? Garis tangan telah membawaku merantau ke Ranah Sakura, dan berpulang

Ado Pitih Masuk, Ndak ...?

Proyek perumahan bersubdi di Kota Pekanbaru sedang booming. Hampir di setiap jalan perkotaan terpampang spanduk penjualan rumah, berbagai macam type, dan dengan disain konstruksi yang bervariasi. Para buyer bebas memilih sesuai kebutuhan dan keuangan. Khusus untuk type 36 subsidi, jika didukung dengan konstruksi yang bagus dan lokasi yang tidak jauh dari perkotaan, bukanlah hal yang sulit bagi pengembang untuk mencari pemesan. Setiap bulan berkisar antara 30 sampai 100 unit untuk satu titik lokasi. Seperti Perumahan Alam Permai 6 yang berlokasi di jl. Punak Air hitam Pekanbaru. Dalam waktu 2 bulan dihadiri 193 orang pemesan. Hal ini tidak lepas dari faktor aksebilitas yang tidak jauh dari pusat kota, dekat dengan Mall SKA, Transmart, Living Word, Sudirman, Pusat bisnis Panam. Hal itu menyebabkan pelaku bisnis perumahan membuat candaan nyeleneh dengan sesamanya, "Ado pitih masuak, ndak?" Selain Proyek Alam Permai 6, juga ada Alam Permai 8 lokasi p

Rotan Itu Hanya Melengkung, Bukan Patah! |Adosinfo

By: DR Taktik dan siasat tidak hanya berlaku dalam politik. Tapi juga dalam hal lainnya, termasuk dalam dunia usaha, yang menggunakan bermacam cara untuk mencari keuntungan lebih. Itu hal positif selama dilakukan dengan cara yang positif pula. Tapi apa jadinya jika siasat itu dilakukan dengan cara yang tidak transfaran, penuh kecurangan. Mungkin gelagat pecundang bisa tak terlihat saat kebohongan ia lakukan. Nyalinya tak gemetaran ketika ada sesuatu hal yang diperdebatkan. Tapi bagi seorang pemenang, harus mampu membaca arah siasat buruk itu, untuk menyiapkan siasat lainnya, agar tidak merasa dirugikan. Tak perlu berargumen panjang lebar untuk menguji sebuah kebenaran. Tak perlu menggunakan kedua tangan untuk meruntuhkan kokohnya sebuah komitmen, selama hal itu masih berlaku untuk hal-hal yang positif. Satu hal yang perlu difahami: Rotan itu hanya melengkung, bukan patah!! Hanya kelapukkan yang bisa mematahkan rotan. Tunggulah rotan itu lapuk pada waktunya.