Skip to main content

Dua Ranah - Celana Dalam Berpindah Tangan

Mendekati aktifitas apel pagi, segera kami simpan peralatan makan ke lemari pakaian masing-masing, merapikan kamar senior, merapikan kamar sendiri, sebentar lalu buang air kecil ke toilet, lonceng apel pagi pun sudah kedengaran di telinga kami.

‘Apel pagiii!’

Semua berlarian pontang panting mengenakan seragam lengkap taruna. Tak sedikit di antara kami menaikan resleting celana sambil berlarian. Mereka yang senior, bisa sedikit bersantai sambil menghisap rokok. Andaipun mereka telat berbaris di halaman sekolah, selain guru piket tidak akan ada yang bisa menghukum mereka. Mereka punya akal-akalan menyelamatkan absen teman mereka. Sementara kami, mesti disiplin dengan waktu, patuh terhadap aturan guru-guru, yang lebih wajib lagi, tunduk dengan segala kemauan senior.




Bukan Mister Kapinding namanya, jika tak berleha-leha di setiap aktifitas sekolah. Semua siswa sudah bersiap melaksanakan apel pagi, Mister Kapinding masih mondar mandir di lorong asrama, cuek bebek mengenakan handuk di pinggangnya, pamer otot yang gedennya tak seberapa.

Sepintas lalu, sedang bergegas berlarian menuju apel pagi, Mister Kapinding menepuk punggungku dari belakang.

‘Kamu, ke sini bentar!’

‘Ya, Bang,’ jawabku.

‘Ambilin kolor Abang di jemuran, dong!’ Sambil garuk-garuk paha.

‘Yang mano, Bang?’ tanyaku.

‘Itu… di jemuran depan. Warna ijo!’

Bingung setengah mati dengan maunya Mister Kapinding. Karena begitu banyak “kolor ijo” berjejeran di depan asrama, persis sepertii kolor-kolor bekas yang dijual orang di pasar loak. Tak sedikit juga kolor compangcamping bergelantungan seperti layang-layang putus di kabel listrik.

Sedang kebingungan memilah-milah kolor yang mana, teriakan Mister kapinding sudah mengaung dari teras asrama.

‘Oii, kamu ngapain? Bisa cepat, ga?’

‘Yang mano, Bang?’ tanyaku.

‘Itu, warna ijo... yang pojok kanan... Merek jitimen...!’

'Haaaah, apa, Bang?'

'Jitimen... jitimen.'

‘Laah, itukan kolor awak, Bang,’ kataku.

‘Owh, punya kamu, ya? Ya sudah, pinjam dulu. Cepat, cepat!’

Kolor GT Manku melayang ke tangan Mister Kapinding. Seumur-umur, cuma itu kolor mahal yang pernah aku pakai. Bukan kolor tiga sepuluh ribu di pasar loak.

‘Dasar Mister Kapinding, ndak punyak otak. Tinggal di asrama ndak punya modal?’ Ya, lagi-lagi cuma bisa kesal dalam hati.

Aku serahkan kolor GT-Manku sambil mengurut dada. Meski ada kata-kata “pinjam dulu”, jangan harap kolor itu bakal kembali sampai tujuh keturunan. Aku juga masih pikir-pikir pakai kolor bekas pantat yang tak jelas kebersihannya.

Semakin sial lagi, karena telat berbaris di halaman sekolah, guru piket menghukum aku lari keliling lapangan, push up 100 kali, lompat kodok sampai ke ruangan kelas.

Nafasku jadi ngos-ngosan di ruang kelas, baju basah kering di badan, perut pun sudah mulai keroncongan. Bagaimana bisa belajar dengan tenang?

Bu Rosna, guru Bahasa Inggris sibuk menjelaskan materi pelajaran di papan tulis, aku duduk dengan nguap-nguapan di kursi belajar. 

Teman-teman yang lain sibuk menghafal nama lengkap senior, nama panggilan senior, dan jurusan senior di kertas absensi. Tapi tidak ada tercantum pacar Mister Kapinding yang terkenal seperti Meriam Belina, atau nenek Mister Kapinding yang sudah jadi legenda seperi Mpok Nori.


Doni Romiza


Lanjut⬅Geser Layar HP Ke Kiri






Popular posts from this blog

6 Alasan Yang Membuat Anak SUPM Layak Jadi Pemimpin

Secara konstitusional maupun nonkonstitusional,  politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan. Tak sedikit di antara mereka yang haus akan kekuasaan, berlomba-lomba untuk bisa jadi pemimpin. Tak peduli asalnya dari mana, tak penting latar belakangnya apa. Karena syarat jadi calon penguasa tidak pernah mempertanyakan asalnya dari mana? Kuliah lulusan apa? Atau wawasannya apa saja? Yang penting bisa jadi penguasa, apapun caranya itu. 'Ehem.' Bermacam sudut pandang mengatakan, bahwa untuk jadi seorang pemimpin tentunya diperlukan wawasan yang luas, ulet, kompeten, bertanggung jawab, plus dukungan penuh oleh orang-orang yang akan dipimpin.  Itu bukanlah perkara yang mudah. Banyak terjadi di dunia perpolitikan, pemimpin-pemimpin yang hadir, jauh dari apa yang kita harapkan, seringkali kacang lupa dengan kulitnya. Berbeda jauh dengan anak-anak SUPM, yang tetap ingat dan mengayomi bawahannya, meski jarak umur berpuluh tahun sekalipun. Ya sudahlah! Dunia po

Rotan Itu Hanya Melengkung, Bukan Patah! |Adosinfo

By: DR Taktik dan siasat tidak hanya berlaku dalam politik. Tapi juga dalam hal lainnya, termasuk dalam dunia usaha, yang menggunakan bermacam cara untuk mencari keuntungan lebih. Itu hal positif selama dilakukan dengan cara yang positif pula. Tapi apa jadinya jika siasat itu dilakukan dengan cara yang tidak transfaran, penuh kecurangan. Mungkin gelagat pecundang bisa tak terlihat saat kebohongan ia lakukan. Nyalinya tak gemetaran ketika ada sesuatu hal yang diperdebatkan. Tapi bagi seorang pemenang, harus mampu membaca arah siasat buruk itu, untuk menyiapkan siasat lainnya, agar tidak merasa dirugikan. Tak perlu berargumen panjang lebar untuk menguji sebuah kebenaran. Tak perlu menggunakan kedua tangan untuk meruntuhkan kokohnya sebuah komitmen, selama hal itu masih berlaku untuk hal-hal yang positif. Satu hal yang perlu difahami: Rotan itu hanya melengkung, bukan patah!! Hanya kelapukkan yang bisa mematahkan rotan. Tunggulah rotan itu lapuk pada waktunya.

Hiduplah Seperti Kereta Berjalan | Adosinfo

Hidup akan terus berjalan, tapi banyak hal yang perlu kita ketahui bagaimana mestinya menjalani hidup semestinya? Karena yang namanya hidup tidak lepas dari ujian ataupun cobaan. Walau adakalanya hidup menerima puja dan pujian, hidup tidak lepas dari caci dan hinaan. Bergantung atas apa yang telah kita perbuat di muka bumi ini, dan bergantung bagaimana sudut pandang orang-orang yang menilai kita.  Ya… begitulah hidup, tidak semua keinginan mampu kita wujudkan, lantaran hidup ini akan ada liku dan jalan terjal. Hidup butuh inspirasi dan motivasi untuk meraih sesuatu. Tapi hidup ini terlalu terbalut angan bila hanya terinspirasi oleh kisah kesuksesan seseorang, atau termotivasi oleh omongan seseorang yang memang ahlinya sebagai motivator ulung, yang mampu merangkai kata demi kata. Kita mesti bijak menyikapi sebuah inspirasi dan motivasi. Karena cerita orang sukses akan tetap jadi cerita yang menggiurkan, bila memang mereka mampu meraih kesuksesan dalam hidup mereka. Tapi bila mere