Sampai di tangga senior paling atas, Yandro sering lupa dengan waktu tidurnya. Sekolah telah memfasilitasi tv untuk hiburan asrama, entah dari mana dia memiliki vcd player yang dia simpan di lemari pakaian. Ada kemungkinan vcd player itu dia bawa dari rumahnya, atau bisa saja dia beli patungan sesama teman.
Semua siswa sudah tertidur dengan pulas, Yandro memindahkan tv dari ruang tamu ke dalam kamarnya. Di sanalah aksi nonton film porno dilakukan seorang diri.
Esok hari, menjelang absen malam, Pak Arnas yang bertugas sebagai guru piket tidak tampak hadir, lantaran hujan kecil membasahi seluruh kawasan asrama.
Semangat Yandro menggebu-gebu menceritakan adegan porno itu kepada kami. Tanpa kagok sedikit pun juga, dia sangat hafal semua adegan tontonannya. Kami yang sedang mengantuk duduk di kursi tamu asrama, menunggu kedatangan Pak Arnas, disuguhkan hiburan gratis oleh Yandro.
‘Woii, mantap. Gini ni, gaya arabb.’
Yandro menaikkan kaki kirinya ke atas kursi. Bokongnya meliuk-liuk menirukan adegan gaya Arab yang dia maksud. Kemudian beralih ke gaya adegan lain, adegan yang dia anggap tak kalah mantap dari adegan sebelumnya.
‘Uuuuuuuu. Gaya eropaa, Coy.’
Yandro memutar-mutarkan badannya ke sekeliling kursi, liukkan badannya tak kalah hebat dibandingkan ular melilit mangsa. Goyangan bokong berganti dengan goyangan penari ular. Semua mata melihat tertawa terpingkal-pingkal, sampai ada yang mengeluarkan ingus dari hidungnya.
Tapi?
Tengah asyik memperagakan gaya Arab dan gaya Eropa, waktu bersamaan, tak disangka Pak Arnas sudah berdiri di belakang Yandro.
Teman-teman sengaja berdiam diri, membiarkan Yandro melanjutkan atraksinya, seraya tersenyum-senyum diam melihat Pak Arnas yang mulai mengatupkan payungnya.
Yandro tak sadar akan kedatangan Pak Arnas, dia terus keasyikan memperagakan tontonannya. Dari gaya Arab, gaya Eropa, Yandro berpindah lagi ke gaya lainnya.
‘Nah, ada gaya yang lebih indehoi lagi, Coy. Gaya ...’
Gedebuukk!
Tak sempat berganti gaya, payung Pak Arnas sudah duluan melabrak bokong Yandro, dan seketika gaya coming soon mogok di tempat.
‘Eheee, Bapak.’ Sambil cengengesan.
‘Pantat kamu kenapa? Gatal, apa cacingan?’ tanya Pak Arnas.
‘Gak kenapa-napa, Pak. Olah raga aja. Eheee,’ makin cengengesan.
Pak Arnas menyuruh Yandro melepaskan baju dan celananya, yang tersisa hanya celana dalam saja.
Yandro diperintahkan merayap ala tentara latihan dari depan sampai belakang asrama. Kulit Yandro semakin hitam pekat karena lumuran tanah asrama yang becek.
‘Itu gaya apa?’ tanya Pak Arnas.
‘Bersetubuh dengan bumi, Pak.’
Dikira Pak Arnas bercanda, lagi-lagi pantat Yandro dihajar payung Pak Arnas.
Melihat kejadian Yandro yang sedang dihukum Pak Arnas, Ajis datang mengolok-olok Yandro, menertawakan Yandro dari jendela, menirukan gaya Arab gaya Eropa seperti yang diperagakan Yandro.
‘Ndro, Ndro. Gaya arabbb, gaya eropaa. Jihaaaaa. Aloloko,' sambil menoleh ke belakang.
Yandro mendongkol diperolokan Ajis. Tapi tidak bisa mengejar dan membalas Ajis. Karena masih dibuntuti Pak Arnas menjalankan hukuman.
Gaya Arab dan gaya Eropa, terus meleket di diri Yandro. Setiap teman-teman melihat muka dia, yang teringat adalah gaya Arab dan gaya Eropa yang pernah dia pertontonkan.
Hingga satu tahun lamanya, apabila tidak ada guru mengajar di kelas kami, maka hal demikian tidak pernah lupa jadi bahan tertawaan.
Bersambung
(+Potongan)
Bila ada kesamaan tokoh dan tempat, itu hanya kebetulan saja😁
Doni Romiza
Semua siswa sudah tertidur dengan pulas, Yandro memindahkan tv dari ruang tamu ke dalam kamarnya. Di sanalah aksi nonton film porno dilakukan seorang diri.
Esok hari, menjelang absen malam, Pak Arnas yang bertugas sebagai guru piket tidak tampak hadir, lantaran hujan kecil membasahi seluruh kawasan asrama.
Semangat Yandro menggebu-gebu menceritakan adegan porno itu kepada kami. Tanpa kagok sedikit pun juga, dia sangat hafal semua adegan tontonannya. Kami yang sedang mengantuk duduk di kursi tamu asrama, menunggu kedatangan Pak Arnas, disuguhkan hiburan gratis oleh Yandro.
‘Woii, mantap. Gini ni, gaya arabb.’
Yandro menaikkan kaki kirinya ke atas kursi. Bokongnya meliuk-liuk menirukan adegan gaya Arab yang dia maksud. Kemudian beralih ke gaya adegan lain, adegan yang dia anggap tak kalah mantap dari adegan sebelumnya.
‘Uuuuuuuu. Gaya eropaa, Coy.’
Yandro memutar-mutarkan badannya ke sekeliling kursi, liukkan badannya tak kalah hebat dibandingkan ular melilit mangsa. Goyangan bokong berganti dengan goyangan penari ular. Semua mata melihat tertawa terpingkal-pingkal, sampai ada yang mengeluarkan ingus dari hidungnya.
Tapi?
Tengah asyik memperagakan gaya Arab dan gaya Eropa, waktu bersamaan, tak disangka Pak Arnas sudah berdiri di belakang Yandro.
Teman-teman sengaja berdiam diri, membiarkan Yandro melanjutkan atraksinya, seraya tersenyum-senyum diam melihat Pak Arnas yang mulai mengatupkan payungnya.
Yandro tak sadar akan kedatangan Pak Arnas, dia terus keasyikan memperagakan tontonannya. Dari gaya Arab, gaya Eropa, Yandro berpindah lagi ke gaya lainnya.
‘Nah, ada gaya yang lebih indehoi lagi, Coy. Gaya ...’
Gedebuukk!
Tak sempat berganti gaya, payung Pak Arnas sudah duluan melabrak bokong Yandro, dan seketika gaya coming soon mogok di tempat.
‘Eheee, Bapak.’ Sambil cengengesan.
‘Pantat kamu kenapa? Gatal, apa cacingan?’ tanya Pak Arnas.
‘Gak kenapa-napa, Pak. Olah raga aja. Eheee,’ makin cengengesan.
Pak Arnas menyuruh Yandro melepaskan baju dan celananya, yang tersisa hanya celana dalam saja.
Yandro diperintahkan merayap ala tentara latihan dari depan sampai belakang asrama. Kulit Yandro semakin hitam pekat karena lumuran tanah asrama yang becek.
‘Itu gaya apa?’ tanya Pak Arnas.
‘Bersetubuh dengan bumi, Pak.’
Dikira Pak Arnas bercanda, lagi-lagi pantat Yandro dihajar payung Pak Arnas.
Melihat kejadian Yandro yang sedang dihukum Pak Arnas, Ajis datang mengolok-olok Yandro, menertawakan Yandro dari jendela, menirukan gaya Arab gaya Eropa seperti yang diperagakan Yandro.
‘Ndro, Ndro. Gaya arabbb, gaya eropaa. Jihaaaaa. Aloloko,' sambil menoleh ke belakang.
Yandro mendongkol diperolokan Ajis. Tapi tidak bisa mengejar dan membalas Ajis. Karena masih dibuntuti Pak Arnas menjalankan hukuman.
Gaya Arab dan gaya Eropa, terus meleket di diri Yandro. Setiap teman-teman melihat muka dia, yang teringat adalah gaya Arab dan gaya Eropa yang pernah dia pertontonkan.
Hingga satu tahun lamanya, apabila tidak ada guru mengajar di kelas kami, maka hal demikian tidak pernah lupa jadi bahan tertawaan.
Bersambung
(+Potongan)
Bila ada kesamaan tokoh dan tempat, itu hanya kebetulan saja😁
Doni Romiza