Skip to main content

Marketing Ga Apa Bohong Asal Konsisten. Karena Konsumen Juga Suka Bohong| Abak Properti

Carmen Jimenez wanita menawan. Muda cantik, tua menarik. Hari ini usianya 57 tahun. Hebatnya, 28 tahun lamanya ia berhasil berpura-pura buta gara-gara malas bersosialisasi dan bertegur sapa. Tapi lama-lama keluarganya curiga karena setiap bersolek kok rapi. Berbohong harus konsisten untuk terus berbohong. Karena itu tidak mudah, maka jangan berbohong.



Ada seberapa banyak sales team yang mencampur antara gimmick dan lying?

Gimmick adalah aneka daya pikat yang kadang rada berlebihan sampe hampir-hampir bohong, tapi tetap saja bukan bohong beneran. "Hanya 15 menit ke Mall SKA" adalah gaya gimmick awal 2000-an pada banyak ocehan developer untuk bilang “kami cepat kok”.

Proyek-proyek itu jauh di luar pusat Kota Pekanbaru, sehingga perlu dipikat “kami memang jauh tapi cepat nyampe”. Ini gimmick yang sekarang jadi geblek karena semua tahu, pemukim-pemukiman luar-luar kota, butuh waktu min 30 menit untuk nyampe ke Mall SKA. Halah!

Berbohong adalah ujaran pembalikan fakta yang sengaja dibuat untuk menutup situasi yang sesungguhnya. Jadi, kebohongan memang tergolong kejahatan.

Tapi, konsumen juga punya untuk kemampuan menutupi kebohongan saat bertanya informasi. "Ya. Kalo ada waktu, kita coba dulu survey lokasi", padahal hanya sekedar mencari tahu informasi sana-sini.

Nah! Persoalannya ada yang dapat dimaafkan dan ada yg kebablasan. Ada kebohongan yang rada jauh dari pidana, karena tidak punya dua alat bukti.

Yang salah adalah, marketing-marketing ngomong seenaknya dan janji sana-sini yang penting closing, konsumen gigit jari karena janjinya tidak tertulis dan yang ngomong sudah resign entah kelaut mana. Tapi berbohong dalam jualan properti butuh seni. Apa itu? Konsisten alias sama terus sepanjang masa.

Itu butuh keahlian dan hanya bisa sukses jika berlatih terus. 



















Popular posts from this blog

Rotan Itu Hanya Melengkung, Bukan Patah! |Adosinfo

By: DR Taktik dan siasat tidak hanya berlaku dalam politik. Tapi juga dalam hal lainnya, termasuk dalam dunia usaha, yang menggunakan bermacam cara untuk mencari keuntungan lebih. Itu hal positif selama dilakukan dengan cara yang positif pula. Tapi apa jadinya jika siasat itu dilakukan dengan cara yang tidak transfaran, penuh kecurangan. Mungkin gelagat pecundang bisa tak terlihat saat kebohongan ia lakukan. Nyalinya tak gemetaran ketika ada sesuatu hal yang diperdebatkan. Tapi bagi seorang pemenang, harus mampu membaca arah siasat buruk itu, untuk menyiapkan siasat lainnya, agar tidak merasa dirugikan. Tak perlu berargumen panjang lebar untuk menguji sebuah kebenaran. Tak perlu menggunakan kedua tangan untuk meruntuhkan kokohnya sebuah komitmen, selama hal itu masih berlaku untuk hal-hal yang positif. Satu hal yang perlu difahami: Rotan itu hanya melengkung, bukan patah!! Hanya kelapukkan yang bisa mematahkan rotan. Tunggulah rotan itu lapuk pada waktunya.

Hiduplah Seperti Kereta Berjalan | Adosinfo

Hidup akan terus berjalan, tapi banyak hal yang perlu kita ketahui bagaimana mestinya menjalani hidup semestinya? Karena yang namanya hidup tidak lepas dari ujian ataupun cobaan. Walau adakalanya hidup menerima puja dan pujian, hidup tidak lepas dari caci dan hinaan. Bergantung atas apa yang telah kita perbuat di muka bumi ini, dan bergantung bagaimana sudut pandang orang-orang yang menilai kita.  Ya… begitulah hidup, tidak semua keinginan mampu kita wujudkan, lantaran hidup ini akan ada liku dan jalan terjal. Hidup butuh inspirasi dan motivasi untuk meraih sesuatu. Tapi hidup ini terlalu terbalut angan bila hanya terinspirasi oleh kisah kesuksesan seseorang, atau termotivasi oleh omongan seseorang yang memang ahlinya sebagai motivator ulung, yang mampu merangkai kata demi kata. Kita mesti bijak menyikapi sebuah inspirasi dan motivasi. Karena cerita orang sukses akan tetap jadi cerita yang menggiurkan, bila memang mereka mampu meraih kesuksesan dalam hidup mereka. Tapi bila mere

6 Alasan Yang Membuat Anak SUPM Layak Jadi Pemimpin

Secara konstitusional maupun nonkonstitusional,  politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan. Tak sedikit di antara mereka yang haus akan kekuasaan, berlomba-lomba untuk bisa jadi pemimpin. Tak peduli asalnya dari mana, tak penting latar belakangnya apa. Karena syarat jadi calon penguasa tidak pernah mempertanyakan asalnya dari mana? Kuliah lulusan apa? Atau wawasannya apa saja? Yang penting bisa jadi penguasa, apapun caranya itu. 'Ehem.' Bermacam sudut pandang mengatakan, bahwa untuk jadi seorang pemimpin tentunya diperlukan wawasan yang luas, ulet, kompeten, bertanggung jawab, plus dukungan penuh oleh orang-orang yang akan dipimpin.  Itu bukanlah perkara yang mudah. Banyak terjadi di dunia perpolitikan, pemimpin-pemimpin yang hadir, jauh dari apa yang kita harapkan, seringkali kacang lupa dengan kulitnya. Berbeda jauh dengan anak-anak SUPM, yang tetap ingat dan mengayomi bawahannya, meski jarak umur berpuluh tahun sekalipun. Ya sudahlah! Dunia po