Hampir satu tahun berpijak dan bertumpu di Kota Bertuah. Mengenali keluarga baru dan lingkungan orang-orang sekitar. Adaptasi hanya terganjar perbedaan cuaca, bukan perbedaan misi ataupun tujuan menginjakkan kaki di tanah rantau.
Kucoba menelusuri tiap sudut kota dan wilayah. Pada akhirnya aku
tertegun di Rimbo Panjang. Memperhatikan negeri itu berkali-kali. Kupandangi
setiap laju kendaraan yang melintas di jalur 2 yang mulai beroperasi.
Kuperhatikan boomingnya pembangunan proyek properti di setiap persimpangan
jalan. Kucari Wikipedia Rimbo Panjang. Memang hanya sedikit mengulas demografi
tanpa ditael History dan Pranalar Luar. Tapi, sepertinya negeri itu akan
menjadi wilayah elit di masa depan. Mengingatkan Kota Baru Parahiyangan yang
dulu tidak dianggap.
Negeri yang siap bersaing dengan kota kebanggaan. Tidak hanya
bersaing dalam hal pembangunan, bisnis, tapi juga sumber daya manusianya.
Di sanalah Growth Area sesungguhnya. Sunrise, lantaran lokasi baru yang kian tumbuh, sudah banyak instansi-instansi berdiri, kampus atau universitas, dekat pasar. Kota yang akan melakukan peremajaan dan akan mudah pemerintah tata kota mengelolanya dengan baik.
Kota penghubung antar bisnis kota dan perluasan. Aksebilitas
antar provinsi, yang menghubungkan dengan silsilah sejarahnya.
Yang faham aset perkembangan kota dan aset properti akan memilih Rimbo Panjang jadi tujuan. Lebar jalan 8-10 meter masuk perumahan banyak jadi pilihan. Karena itu syarat para elit ketika berburu properti, plus terhubung dengan jalan utama jalur dua. Bukan rumah mewah kota tapi jalan masuk dipenuhi gang sempit.
Comments