Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2019

Pamit| Adosinfo

Pikirlah baik-baik,’ kata Ayahnya. ‘Tak ada saudara kandung tempatmu menumpang hidup di Jakarta. Orang kampung yang merantau di sana tahunya kita sudah jatuh ke dalam lubang. Sudah sehina itu. Apa yang jadi perkara di kampung ini pastinya sudah  sampai ke telinga mereka. Apalagi yang buruk-buruk. Hanya akan jadi bahan olok-olokan saja jika mencari tumpangan hidup ke sana ke mari. Pekerjaan yang mau dituju juga belum tampak. Bukannya lebih bijak jika kamu kembali berlayar ke Jepang saja?’ saran Ayahnya. ‘Mungkin akan begitu. Semua orang akan bertanya perkara apa yang terjadi di keluarga kita? Tapi, sepertinya itu hanya dua atau tiga hari saja. Sampai waktunya, mereka juga bisa memahami akan hidup yang tak lepas dari ujian, termsuk ujian untuk kita. Lagi pula, tidak semua orang kampung yang acuh terhadap kita. Tak semuanya memperolok apalagi sampai menganggap hina. Dalam diam, akan ada yang berpihak kepada kita. Seperti Pak Cik Tonang, misalnya. Sudah sering ia memintaku untuk datang

Ya, Begitu| Adosinfo

QL Lusiana Janganlah berprasangka buruk terlalu jauh. Tak ada sedikitpun niatku untuk menjauh dari Uda. Semua hanyalah wujud dari kepanikan seorang perempuan yang lemah jiwanya. Lemah lantaran hilangnya pundakmu yang dulu tempat aku berkeluh kesah. Tak bisa hatiku berpikir jernih ketika harap dirasa hilang. Semua yang telah kita rancang tidak semudah yang kita pikirkan. Kutitip doa kepada Ibu sewaktu pergi ke Tanah Suci. Agar kelak, aku dipertemukan jodoh yang sepadan dengan aku. Sepadan dengan hatiku yang lemah. Sepadang dengan ego yang kadang naik turun. Dan Uda sudah melihat kenyataan yang ada. Pahit betul apa yang aku rasa. Mereka katakan, “Bukan Uda lelaki itu.” Kucoba meyakinkan mereka dengan menghibakan diri. Banyak sudah puja-pujiku untuk Uda sebagai lelaki yang baik dan bertanggung jawab, tapi semua untaian kataku tak cukup meyakinkan mereka. Aku tak tahu lagi apa penyebabnya? Dari awal perkenalan kita kujaga harapku semoga Uda yang akan jadi imamku kelak. Ku

Cincin Tunangan Yang Tak Akan Pernah Ada| Adosinfo

Sudah banyak arah masa depan yang sering mereka bicarakan. Walau sebenarnya, ada sedikit ke khawatiran di hati Dalih lantaran sering berduaan. Takut dalamnya cinta berakibat cela dan kehinaan. Maklum saja, darah muda-mudi yang sangat sulit dikendalikan. Ia minta kekasih hatinya mengenakan hijab, menurut pulalah  si gadis ayu itu. Senang rasa hatinya tak terkira. Kian cantik saja Putri Galamai dipandangnya. Paras anggun seelok namanya. Raut muka yang berseri, jernihnya bak air Batang Tabik di Kota Galamai, Payakumbuh. Kesepakan baik-baik mulai mereka buat. Tak usah lagi terlalu sering berduaan. Cukup bertemu di ruang kelas saja, atau sewaktu-waktu datang ke rumah Putri sambil beramah tamah. Ia minta Putri Galamai untuk diperkenalkan dengan kedua orang tuanya. Ia ingin melamar kekasih hatinya itu. Dua bulan lamanya ia menunggu, dapat jugalah ia memperlihatkan batang hidung ke kedua orang tua Putri Galamai yang pulang dari Mekkah.Disuguhkannya Dalih setumpuk kurma dan segelas air za

Mau Ga Adu Renang Dulu?| Adosinfo

Agak canggung pemuda itu pertama kali menghadapai anak-anak Universitas Andalas. Jarak usia mereka juga tidak begitu jauh. Atas inisiatif teman satu kosnya, Alwis, ia diminta jadi instruktur Bahasa Jepang di universitas ternama itu, walau hanya enam bulan saja. Sebagian mahasiswa semester 7 jurusan kimia akan mengambil program beasiswa S2 ke Kota Tokyo. Sudah barang tentu dibutuhkan pengenalan budaya negeri orang, termasuk dasar tata bahasanya untuk modal komunikasi. Bayaran atas jasa Dalih tidaklah mahal untuk mengajar kelompok itu. Hanya Rp 50000 selama dua jam penuh. Baginya, seorang guru les Sekolah Menengah Atas, bisa berbagi ilmu dengan level mahasiswa adalah sebuah pengalaman yang tidak perlu dinilai dengan uang. Hanya materi memperkenalkan diri yang ia sampaikan di hari pertama ia mengajar. Dilihatnya seorang peserta perempuan duduk dengan santai sambil menggoyang-goyangkan kaki di tempat duduknya. Ia tidak hanya menaruh buku pelajaran di meja belajarnya, tapi juga menaru

Kontak Bathin Dalam Takdir|Adosinfo

Sudah jadi kebiasaan Ayahnya memberi nasehat Dalih dan adik-adik di setiap makan malam bersama. Bermacam wejangan mereka dengar ketika mereka sedang menyuap nasi. Dari aturan makan yang tidak boleh sebutir nasi pun kececer ke meja makan, nasi dan lauk yang tidak boleh bersisa di piring sedikitpun juga. Sampai ke pembahasan tata karma dengan petatah petitih Ranah Minang. Sering Ayahnya membahas kato mandaki, kato malereng, kato mandata, dan kato manurun kepada mereka. Empat pribahasa adat dengan kearifan Ranah Minang. Empat nasehat tua yang ditujukan agar ia dan adik-adik bisa menempatkan tutur bahasa sesuai umur ke orang-orang sekitar kampung. Walau tidak sepenuhnya bisa ia fahami petatah petitih itu, setiap perkataan Ayahnya harus mereka dengarkan. ‘Nan buruk-buruk kalian buang dari kini. Kalau sudah besar akan terbawa-bawa. Mau mati tak akan terubah lagi. Nan susah hanya merubah muka kalian. Tapi tidak dengan perangai. Muda akan tua. Tua menunggu mati. Itu nan perlu kalian i