Skip to main content

Posts

Dua Ranah - Si Muka Tembok Merayu Cewek Di Atas Bus

Teringat acara “Rayuan Gombal” di salah satu stasiun tv swasta dulunya. Rayuan serupa merambak ke acara-acara komedi tv lain. Bagi kami, hal itu bukanlah hal yang baru. Karena jauh-jauh hari, sudah terbiasa menggunakan rayuan gombal semacam itu. Hanya saja pelaksanaannya bukan untuk merayu cewek, melainkan untuk ledek-ledekan sesama teman. Seperti, ‘Bambang, Bapakmu sopir truk, ya?’ ‘kok, tau?’ ‘Oow, pantesan istri Bapakmu di mana-mana.’ Serupa tapi tak sama, hal itu juga terjadi di Sabtu sore. Ketika si muka tembok, Tobot pulang ke desanya. Balutan seragam abu-abu serasa membuat dia manusia tergagah di muka bumi. Tidak peduli seberapa banyak air keringat membasahi ketiak. Semprotan parfum teman sudah cukup menambah gaya,  itu pun kalau ada. Hari itu terasa menyenangkan buat kami. Sebagian kami pulang ke rumah masing-masing. Sebagian ada yang ikut ke rumah teman. Dan ada juga yang memilih tetap tinggal di asrama,  bagi mereka yang rumahnya jauh di luar daerah. Pulang menuju desa

Dua Ranah - Gaya Arab, Gaya Eropa

Sampai di tangga senior paling atas, Yandro sering lupa dengan waktu tidurnya. Sekolah telah memfasilitasi tv untuk hiburan asrama, entah dari mana dia memiliki vcd player yang dia simpan di lemari pakaian.  Ada kemungkinan vcd player itu dia bawa dari rumahnya, atau bisa saja dia beli patungan sesama teman. Semua siswa sudah tertidur dengan pulas, Yandro memindahkan tv dari ruang tamu ke dalam kamarnya. Di sanalah aksi nonton film porno dilakukan seorang diri. Esok hari, menjelang absen malam, Pak Arnas yang bertugas sebagai guru piket tidak tampak hadir, lantaran hujan kecil membasahi seluruh kawasan asrama. Semangat Yandro menggebu-gebu menceritakan adegan porno itu kepada kami. Tanpa kagok sedikit pun juga, dia sangat hafal semua adegan tontonannya. Kami yang sedang mengantuk duduk di kursi tamu asrama, menunggu kedatangan Pak Arnas, disuguhkan hiburan gratis oleh Yandro. ‘Woii, mantap. Gini ni, gaya arabb.’ Yandro menaikkan kaki kirinya ke atas kursi. Bokongnya meliuk-liuk me

Dua Ranah - Lahirnya Pasukan 20

Sebuah organisasi elite bernama pasukan 20 berdiri secara independen di kawasan asrama kami. Pasukan ini dikomandoi oleh Fajori yang mempunyai keahlian khusus sebagai agen rahasia dan mata-mata operasi pengintaian jarak dekat dengan markas plafon asrama. Pasukan 20 bukanlah seperti Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas memelihara ketentraman dan ketertiban umum di jalanan. Bukan pula sejenis Densus 88  yang dirancang khusus sebagai pasukan antiteror yang memiliki kemampuan luar biasa dalam menangani berbagai kasus terorisme. Pasuķan 20 berbeda dengan pasukan-pasukan lainnya. Karena untuk bisa tergabung ke dalam Pasukan ini, tidak perlu mengeluarkan uang administrasi, kecuali sebuah nyali. Hal ini jadi satu alasan mutlak, kenapa banyak siswa-siswa menaruh minat untuk bisa terlibat di dalam operasi pengintaian itu. Keberadaan pasukan 20 tak kalah hebat bila dibandingkan dengan pasukan-pasukan lainnya. Mereka yang tergabung di dalam pasukan ini hanyalah mereka-mereka yang mempunyai

Dua Ranah - Cinta Berawal di Tembok Asmara, Berakhir Di Tiang Bendera

Bukanlah cerita Siti Nurbaya yang diambang ketakutan tentang perjodohannya dengan Datuk Maringgi. Cerita yang melegenda karena dilema antara kemauan orang tua dengan pilihan hati. Ini hanyalah cerita cinta iseng semata untuk menghindari label pria dan wanita tidak laku di usia yang masih muda. Konsekuensi yang selalu terjadi di asrama akan jadi cemoohan apabila tidak sanggup mendapatkan pria atau wanita yang pernah jadi incaran. Sering gagal menundukkan hati Winda, bukanlah akhir dari petualangan cinta Ajo. Sudah sebulan lebih, dengan berulang kali, Ajo mencoba peruntungan isengnya untuk menembak Winda, teman sekelas yang juga sering putus nyambung dengan teman yang lain bernama Banawi. ‘Win, kamu udah putus sama Banawi, kan? Gimana kalau kita jadian, sajo? ‘Hmm,’ Winda pikir-pikir. ‘Sudahlah Win, jemuran sajo dibiarkan berlama-lama bisa hilang, apolagi perasaan, asyik,’ Ajo mengancam sambil manggut-manggut. Jika cinta diawali dengan keisengan semata, maka hubungan itu berlaku hanya di

Dua Ranah - Merasa Macho, Tapi Masih Menjomblo

Banyaknya jumlah siswa di asrama, tidak sebanding dengan jumlah siswi yang sedikit, 90% berbanding 10% saja. Sulit menemukan siswi-siswi berstatus jomblo. Siswa yang mampu mengajak kencan siswi asrama, hanyalah siswa-siswa yang dianggap kategori macho. Tembok pembatas antara asrama siswa dan asrama siswi, dijadikan sebagai tempat mengungkapkan maksud hati untuk si dia. Kami menamakan tembok pembatas itu adalah “TEMBOK ASMARA”. Karena di tembok pembatas itulah segala urusan cinta disampaikan: Nembak siswi, bercengkrama, mengakhiri hubungan, hingga CLBK. Cinta terpaksa, cinta iseng semata, cinta sebenar cinta, kerap mewarnai cinta ala asrama. Poto: Jumratul Tak ingin menjomblo berlama-lama, Atul berusaha bergagah diri. Asmara di hati sudah melanda, untuk si adik kelas benama Ningsih. Tak difahami, cinta apa yang dirasa Atul?  Sudah sering cinta diungkapkan, berulang kali jawaban Ningsing dinanti Atul. Tapi malang cinta di hati, jawaban Ningsing tetap sama. 'Berkawan sajolah kita