Sepertinya kota itu akan dibangun sebuah panggung. Atapnya fly over dan kakinya berjejeran penjual jeruk dan buah mangga. Jalannya dihiasi spanduk partai, terlihat mentereng... dengan janji akan merubah kota ini lebih baik? Mulailah seorang dari lima penjual gantungan hp berorasi. Sepintas mirip Sosiawan Leak membacakan puisi dengan lantang, mencurahkan kekesalan hati lantaran gantungan hp yang ia jual belum laku. Teriakan itu diiringi tangisan bayi di pangkuan Ibu di atas trotoar, seperti instrumen musik duka yang sedang didengarkan. Lampu hijau yang tak diharap belum juga berubah merah. Karena hanya itulah harapan Ibu pengemis, agar ada recehan 500 perak meloncat tiba-tiba ke dalam kotaknya. Spanduk partai terpampang megah di lampu merah. Mengalahkan megahnya fly over yang masih terengah-engah. Mereka tatapi wajah calon penguasa di spanduk partai itu. Lantang teriakan suaranya, ingin nasibnya tidak seperti sekarang lagi. "Kami hanyalah ayam sayur di Pasar Pagi A